pertanyaan tentang aqsamul qur an

tentangQ.S. az-Zumar/39: 53, Q.S. an-Najm/53: 39-42, Q.S. Áli Imrān/3: dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan materi Pemahaman tentang Q.S. az-Zumar/39: 53, Q.S Terbiasa membaca al-qur’an dengan meyakini bahwa optimis, ikhtiar, dan tawakal adalah Comment Hacker Un Site De Rencontre Payant. ILMU AQSAMIL QUR’AN MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Ulumul Qur’an Dosen pengampu Shobirin, Disusun oleh Ulfa Nur Zulsho 1420210073 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH ES 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kebenaran dan agama, manusia itu berbeda dalam cara menerima, menghayati, dan mengamalkannya Bagi orang yang bersih jiwanya dan tidak dikotori hawa nafsunya, mereka siap menerima kebenaran agamadengan mudah, lancer, serta insaf. Mereka tidak membutuhkan argumentasi, teori muluk-muluk, bukti-bukti, maupun ucapan – ucapan yang diperkuat dengan taukid atau sumpah. Sebaliknya, bagi orang yang jiwanya dikotori hawa nafsu, kebatilan dan tipuan setan, mereka tida akan mau menerima kebenaran agama. Mereka menerima kebenaran agama setelah jiwanya dimasuki bentuk – bentuk ungkapan yang menenangkan jiwa, baik diberi penguat taukid ataupun sumpah qosam . Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis merasa perlu membahas tentang Aqsam Al-Qur’an dengan membatasi pembahasan sebagai berikut 1. Apa yang di maksud dengan Aqsamul Qur’an? 2. Bagaimana sejarah perkembangan Aqsamul Qur’an? 3. Apa saja macam-macam Aqsamul Qur’an itu? 4. Apa sajakah macam-macam sighat Aqsamul Qur’an? 5. Apa tujuan dan faedah Aqsam dalam Al-Qur’an? 6. Bagaimana pendapat para ulama mengenai Aqsamul Qur’an? BAB II PEMBAHASAN A. Pegertian Aqsamil Quran Menurut bahasa, aqsam merupakan lafal jamak dari kata qasam, edangkan kata qasam sama artinya dengan kata halaf dan yamin, karena memang satu makna yaitu berarti sumpah. Sumpah dinamakan dengan yamin karena orang Arab kalau bersumpah saling memegang tangan kanan masing-masing. Qasam dan yamin merupakan sinonim yang didefinisikan untuk memperkuat maksud sesuatu dengan menyebutkan sesuatu yang lain yang memposisikan posisi yang lebih tinggi.[1] Menurut istilah qasam diberi definisi sebagai berikut “Sumpah ialah mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja.” Sumpah itu dalam ucapan sehari-hari merupakan salah satu cara menguatkan pembicaraan yang diselipi dengan persaksian/pembuktian yang mendorong lawan pembicara untuk bisa mempercayai/ menerimanya. Sebab, pembicaraan yang diperkuat dengan sumpah itu, berarti sudah dipersaksikan di depan Tuhan. Bentuk sumpah itu tidak hanya terdapat dalam Al Quran saja, juga tidak hanya dalam bahasa Arab, melainkan umum dan terdapat dalam kitab suci serta dalam segala bahasa di dunia, baik Arab, Inggris, Perancis, Urdu dan sebagainya termasuk pula dalam bahasa Indonesia. Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku At Ta’birul Fanni Fil Quran menjelaskan beberapa bentuk sumpah yang biasa terjadi dikalangan orang Arab, sebagai berikut Dengan bentuk salam-salaman tangan kanan mereka, dengan bentuk memercikkan minyak wangi ke tangan atau pakaian mereka, dengan bentuk saling mengikatkan tampar yang satu kepada yang lain, dengan bentuk tekad/nazar dan dengan bentuk-bentuk yang lain.[2] B. Sejarah Perkembangan Aqsamil Quran Kesediaan jiwa pribadi bagi setiap individu dalam menerima dan membenarkan sesuatu serta patuh. Menurut perintah Allah swt. berbeda-beda. Jiwa bersih yang fitrahnya tidak dikotori dengan najis atau tidak ternoda oleh kejahatan, maka hati orang ini lebih terbuka untuk menerima petunjuk dengan kata lain bahwa jiwa yang seperti inilah yang cepat menangkap huda petunjuk Allah swt yang jatuh kepadanya sekalipun petunjuk tersebut yang sampai kepadanya hanya sepintas. Adapun jiwa yang diselubungi oleh awan kejahilan serta ditutupi oleh kegelapan bathil atau gelapnya kebatilan, maka hati orang seperti ini tidak akan bersedia menerima kebenaran agama atau tidak akan tergugah hatinya kecuali dipaksakan sampai timbul kegoncangan.[3] Dalam arti dengan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat dan kokoh, sehingga dengan demikian barulah tergoyahkan keingkarannya tersebut. Disamping itu qasam sumpah dalam pembicaraan merupakan salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya.[4] Dan hal inilah merupakan salah satu cara yang ampuh untuk menyadarkan mereka. Sebagaimana di ketahui bahwa sudah menjadi kebiasaan manusia dalam semua masa atau waktu jika berbicara, berjanji dan bersemboyang, maka mereka selalu ingin memperkuatnya dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan sumpah. Dengan sumpah, pendengar akan yakin dan mantap dalam menerima dan mempercayai ucapan yang didengarnya. Sebab pembicaraan yang diperkuat dengan itu, berarti sudah dipersaksikan di hadapan Tuhan. Sumpah yang ada dalam al-Qur’an cukup meliputi berbagai hal di alam jagad raya ini. Tampil sebagai persoalan yang tidak semata-mata benar, akan tetapi juga merupakan berita besar yang harus dipercayai, sebab akan mendatangkan kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Olehnya itu, para ulama sepakat bahwa sumpah sang khaliq dengan suatu makhluknya antara lain dimaksudkan untuk mengagungkan tema sumpah tersebut, termasuk sebagai kesiapan jiwa dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap cahayanya. C. Macam-Macan Aqsamul Quran Dilihat dari segi fi’ilnya, qasam Al Quran itu ada dua macam, sebagai berikut Qasam Dhahir adalah sumpah yang di dalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada umumnya karena dicukupkan dengan huruf jarr berupa wawu, ba’ dan ta’. Contohnya seperti dalam surat Al Qiyamah ayat 1-2 berikut لاَ أُقْسِمُ بِيَوْمِ القِيَمَةِ. ولاَ اُقْسِمُ بالنَّفْسِ الَّوَّامَةِ. Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh “lam taukid” yang menunjukkan sebagai jawaban qasam. Contohnya seperti dalam surat Ali Imran ayat 186 لَتُبْلَوُنَّ فِي اَمْوَلِكَمْ وَ اَنْفُسِكُمْ ال عمران186 Dilihat dari segi muqsam bihnya, maka qasam ada tujuh macam a. Qasam dengan Dzat Allah SWT atau sifat-sifat-Nya yang terdapat pada 7 ayat, diantaranya seperti dalam surat Al Hijr ayat 92. b. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT. Seperti dalam surat As Syams ayat 5. c. Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT, seperti dalam surat Ath Thur ayat 1. d. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT, seperti dalam surat An Nazia’at ayat 1-3. e. Qasam dengan Nabi Allah SWT, seperti dalam surat Al Hijr ayat 72. f. Qasam dengan makhluk Allah SWT, seperti dalam surat At Tin ayat 1-2. g. Qasam dengan waktu, seperti dalam surat Ad Dhuha ayat 1-2. D. Sighat-Sighat Aqsamul Quran Sebagaimana sudah disebutkan, bahwa sighat bentuk yang asli dalam sumpah itu ialah bentuk yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi’il sumpah ynag dimuta’addikan dengan “ba’” muqsam bih dan muqsam alaih. Kemudian fi’il yang dijadikan sumpah itu bisa lafal aqsamu, ahlifu atau asyhidu yang semuanya berarti “ bersumpah”. b. Sighat kedua ditambah huruf la Kebiasaan orang yang bersumpah itu memakai berbagai macam bentuk, yang berarti merupakan sighat-sighat yang tidak asli pula di dalam Al Quran, banyak terdapat juga sighat-sighat sumpah lain, disamping yang asli. Mislanya sighat yang ditambah huruf “la” di depan fi’il qasamnya. Contohnya seperti dalam surat Al Insyiqaq ayat 16 فلاَ اُقْسمُ بِالشَّفَقَ الانشقاق16 c. Sighat ketiga ditambah kata Qul Bala قل بلي Sighat ini adalah untuk membantah atau menyanggah keterangan yang tidak benar. Tambahan “Qul Bala” itu adalah untuk melengkapi ungkapan kalimat yang sebelumnya, yang berisi keterangan yang tidak betul, yaitu kalimat كَفَرُوْا لاَ ثَاءْثِيْنَ السَّاعَة الَّذِيْنَ وَقَالَ d. Sighat keempat ditambah kata-kata Qul Iiy قل اِيْ Kadang-kadang sumpah dalam Al Quran itu ditambah dengan kata-kat “ Qul Iiy” yang berarti benar. Seperti dalam surat Yunus ayat 53 قُلْ اِيْ وَرَبِّي اِنَّهُ لَحَقْيونس53 E. Tujuan dan Faedah Aqsamul Quran Dalam substansinya sumpah dilakukan untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima atau dipercaya oleh pendengarnya. Sedang sikap pendengar sesudah mendengar qasam akan bersikap salah satu dari beberapa kemungkinan di bawah ini 1. Apabila berita itu sampai pada pendengar dan dia tidak menolak, tentunya berita tersebut dapat diterima dan dipercaya. Karena telah diperkuat dengan sumpah apalagi dengan menggunakan kata Allah swt. 2. Bahwa pembawa berita akan merasa lega, karena telah menyampaikan berita dengan diperkuat sumpah atau dengan beberapa taukid penguat. Hal ini sangat berbeda apabila membawa berita dengan tidak menggunakan qasam. Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, maka hal ini sama dengan mengagungkan Allah swt karena telah menjadikan namanya selaku dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah. Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam al Karim diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Maka dengan adanya qasam tersebut sedikitya diperoleh faedah-faedah sebagai berikut 1. Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori menolak, tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT. 2. Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan beberapa taukid penguat. Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima pendengar. 3. Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut Dr. Bakri Syekh Amin berarti memuliakan atu mengagungkan Allah SWT. karena telah menjadikan nama-Nya selakuDzat yang diagungkan sebagai penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain, sesuai dengan peraturan dan definisi sumpah itu sendiri. F. Pendapat Para Ulama tentang Aqsamul Quran Ulama berbeda pendapat tentang maksud qasam a. Menurut Al-qottan qasam dan yamin adalah dua kata sinonim, memiliki dua kata yang sama, qasaam didenifisikan sebagai mengingatkan jiwa hati untuk tidak melakukan sesuatu, dengan suatu makna yang dipandang besar, agunga, baik secara haqiqi maupun I’tiqody, oleh orang yang bersumpah itu. Bersumpah dinamkan juga dengan yamin tangan kanan, karena orang arab ketika sedang bersumpah memegang tangan kanan sahabatnya. b. Menurut Abu al-qosim al-Qusyairiy menerangkan bahwa rahasia Allah SWT menyebutkan kalimat “qasam” atau sumpah dalam kitab-Nya adalah untuk menyempurnakan serta menguatkan hujjah-Nya dan dalam hal ini, kalimat “qasam” memiliki dua keistimewaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itu sendiri. c. Menurut al-Jurnani seperti yang dikutip oleh Hasan Mansur Nasution sumpah adalah sesuatu yang dikemukakan untuk menguatkan salah satu dari dua berita dengan menyabutkan nama Allah atau sifatnya. d. Menurut Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, sumpah adalah salah satu alat taukid yang cukup efektif di dalam kelaziman perhubungan atau komunikasi. BAB III PENUTUP Dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Sumpah ialah mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja. Rukun-rukun yang ada dalam aqsam Al quran adalah fi’il qasam, muqsam bih dan muqsam yang digunakan dalam aqsam, pertama huruf wau dan huruf ba’.Sumpah yang menggunakan huruf wau tidak perlu menggunakan lafad aqsama, ahlafa. Sumpah yang menggunakan huruf ba’ bisa disertai dengan kata yang menunjukkan sumpah dan boleh tidak menyertakan sumpah. Bentuk-bentuk aqsam Al Quran ada yang menggunakan bentuk asli, ditambah dengan huruf La, ditambah kata Qul Bala قل بلي, ditambah kata-kata Qul Iiy قل اِيْ.Aqsam Al Quran ini berfungsi sebagai penguat ta’kid ucapan agar pendengar mudah diterima dan dipercaya. Dalam qasam juga terdapat faedah-faedah diantaranya adalah berita yang sudah sampai pendengar, dan dia bukan orang yang apriori, berita itu sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita itu sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita dengan sumpah. Dan dengan bersumpah menggunakan nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti memuliakan atau mengagungkan Allah SWT. karena telah menggunakan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah. DAFTAR PUSTAKA Izzan, Ahmad, Ulumul Quran, tafakur, Bandung, 2005. Djalal, Abdul, Ulumul Quran, Dunia Ilmu, Surabaya, 1998. Al-Jauziyyah, Al-Qayyim. al-Tibyan fiAqsam Alquran. Diterjemahkan oleh Asep Saifullah dan Kamaluddin Sa’diyatulharamain dengan judul Sumpah Dalam Alquran, Cet. I; Jakarta Pustaka Azzam, 2000 Al-Qaththan, Manna’. Mabahis fi Ulum Alquran, Cet. X; Kairo Maktabah Wahbah, 1997 M/1417 H Quthan, Mana’ul, Pembahasan Ilmu Alqur’an II, Cet. I; Jakarta PT. Rineka Cipta, 1995 [1] Ahmad izzan, Ulumul Qur’an, halm 225 [2] Abdul Jallah, Ulumul Qur’an, halm 364 [3] Manna’ al-qattan, pembahasan ilumu alqur’an II, halm 118. [4] Manna’ al-qattan, mabahis fi ulum alqur’an, halm 284 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Page 1 of 17 ILMU AQSAMUL QUR’AN MAKALAH Disusun untuk memenuhi matakuliah Study Al-Qur’an yang diampuh oleh Bapak Dr. Mohammad Zahid, Di Susun oleh MOH. ZAINI NIM 18380011026 PROGRAM MAGISTER PERNDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCASARJANA IAIN MADURA Desember 2018 Page 2 of 17 KATA PENGANTAR Denganmenyebutnama Allah SWT yang Maha Pengasihlagi Maha Panyang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ilmiah tentang study Al-Qur’an, dan semoga bermanfaat untuk masyarakat. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapatmemperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini tentang Studi Al-Qru’an ini semoga bermanfaat untuk masyarakat, ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca Page 3 of 17 Daftar Isi Bab I ………………………………………………………………… 1 Pendaguluan ……………………………………………………….. 1 A. Latar Belakang ……………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………. 1 a. Pengertian Aqsamul Qur’an …………………………… 1 b. Rukun-Rukun aqsamul Qur’an ………………………… 1 c. Macam-macam Aqsamul Qur’an ……………………… 1 d. Faedah-faedah Aqsamul Qur’an ……………………… 1 e. Telaah Khusus ayat Sumpah Qs Al-Ashr 103 ……….. 1 Bab II …………………………………………………………………. 2 A. Pembahasan ………………………………………………… 2 B. Rukun-rukun Aqsam ……………………………………….. 5 1. Ada Fi’il Qasam ………………………………………… 5 2. Ada Muqsam Bih ………………………………………. 6 3. Ada Muqsam Alaihi ……………………………………. 6 C. Macam-macam Aqsamul Qur’an …………………………. 7 a. Qasam Dhahir …………………………………………… 8 b. Qasam Mudhmar ……………………………………… 8 D. Faedah Aqsamul Qur’an ………………………………….. 9 E. Telaah Khusus Ayat Sumpah Pada Qs Al-Anshr……….. 10 BAB III …………………………………………………………… 12 Penutup …………………………………………………………. 12 Kesimpulan …………………………………………………….. 12 Page 4 of 17 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Aqsam Al-Qur’an adalah salah satu disiplin ilmu yang mempunyai peranan sangat penting bagi seorang pelajar, dan kepada semua umat islam secara umumnya. Ketika Rasulullah SAW menyampaikan Al-Qur’an kepada Umatnya, sebagian orang kafir Quraisy ingin menandinginya dengan cara membuat ungkapan-ungkapan atau syair yang sengaja mereka buat untuk merendahkan Nabi SAW. Sehingga Nabi menghadapi tantangan luar biasa dari masyarakat kafir Quraisy saat itu.Namun, sebagian dari kalangan kafir Quraisy menerima kebenaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga dari sini kita dapat memahami bahwa, jika jiwa manusia itu bersih dari sifat tercela, Insyaallah akan mudah menerima kebenaran dari siapapun kebenaran itu datang. Jiwa yang bersih akan selalu terbuka akan ajaran kebenaran dari firman-firman Allah Swt. Dalam menyampaikan kebenaran itu tidak diperlukan argument atau alasan agar kebenaran itu bisa diterima. Tapi bagi manusia yang hatinya selalu dipenuhi sifat tercela, dipenuhi sifat dengki, maka kebenaran itu akan sulit diterima. Oleh karenanya, dalam menyampaikan ajaran kebenaran kepada manusia seperti ini, diperlukan berbagai cara dan argumentasi agar mereka dapat menerima kebenaran itu. B. Rumusan Masalah Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis merasa perlu membahas tentang Aqsam Al-Qur’an dengan membatasi pembahasan sebagai berikut a. Apa Pengertian Aqsamul qur’an? b. Bagaimana Rukun-rukun aqsamul qur’an? c. Macam-macam aqsamul qur’an/atau sumpah dalam Al-qur’an? d. Apa faedah aqsamul qur’an e. Bagaimana telaah khusus ayat sumpah pada Qs al-Ashr 103 Page 5 of 17 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Aqsamul Qur’an Kata aqsam merupakan bentuk jamak dari qasam. Menerut Bahasa, artinya sumpah. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menggunakan qasam. Adapun maksud penggunaan qasam/aqsam adalah untuk memperkuat maksud sesuatu dengan menyebutkan sesuatu yang memiliki posis yang lebih tinggi dengan menggunakan huruf wawu, ba, atau lam. begitu pentingnya qasam/aqsam, dalam Ulum Al-Qur’an masalah ini menjadi bab tersendiri yang biasa disebut dengan Aqsam Al-Qur’ ialah mengucapkan kalimat sumpah. Bersumpah merupakan salah satu upaya yang dilakukan manusia dalam rangka meyakinkan orang lain bahwa dia berada di atas kebenaran. Artinya dia bersungguh-sungguh sedang serius, tidak bohong, atau bergurau, dan sebagainya. Dengan diucapkan sumpah oleh oleh seseorang maka orang lain yang pada mulanya ragu atau takpercaya tentang informasi yang disampaikannya, menjadi percaya dan meyakini kebenaran berita yang dibawanya. Jika demikian halnya, maka bersumpah boleh disebut suatu mekanisme yang teramat penting dalam berkomonekasi antar sesame manusia sebab kepercayaan orang lain sangat diperlukan. Manusia dengan segala kekurangan dan keterbatasannya sulit sekali membebaskan dirinya secara penuh dari kesalahan dan kealpaan. Inilah cikal bakal lahirnya perbuatan dosadarinya. Dalam upaya membela dirinya dari kesalahan dan kealpaan itu, maka salah satu mekanisme yang harus ditempuhnya ialah bersumpah atas nama Allah. Jadi manusia bersumpah untuk membuktikan bahwa dia benar, sehingga orang lain mempercayai berita yang dibawanya. Sampai disini tidak ada persoalan. Problem segera timbul bila sumpa itu datang dari Allah, karena kita memercayai sepenuh hati, bahwa Allah maha sempurna, maha benar, dan sekali-kali takpernah curang apalagi bohong. Ahsin W. Al-Hafid. Kamus Ilmu Al-Qur’an, Amzah Jl. Sawo Raya No18 Jakarta 2012. hlm. 27 Nashruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir,Pustaka Pelajar Jakarta 2011.hlm. 203-204 Page 6 of 17 Al-Qur’an turun dengan Bahasa Arab yang digunakan oleh masyarakat yang di temuinya pertama kali. Mereka antara lain menggunakan apa dinamai taukid/Pengukuhan dalam penyampaian berita. Taukid pun bertingkat-tingkat disesuaikan dengan sikap mitra bicara. Jika dia belum mengambil sikap, maka Taukid kalaupun akan digunakan cukup dengan ala kadarnya, misalnya menambahkan pada awal kalimat huruf Inna/sesunggugnya. Tetapi jika keraguan/penolakan telah mencapai tingkat yang amat tinggi, maka redaksi pengukuhan semakin diperlukan.      /Demi Allah, sesungguhnya Ahmad Pasti akan datang. Anda lihat disin ditemukan tiga kata untuk mengukuhkan berita kedatangan si Ahmad yaitu sumpah Demi Allah, Inna sesungguhnya, dan Lam yang juga digunakan untuk mengukuhkan. Salah satu bentuk pengukuhan yang digunakan Al-qur’an adalah apa yang dinamai qasam. Yakni sumpah yang minimal oleh pengucapannya dinilainya sebagai sumpah-sumpah yang benar. Kata ini berbeda dengan kata Hilf  yang juga biasa diartikan sumpah. Perbedaannya antara lain bahwa Hilf mengisyaratkan kebohongan sang pengucap atau bahwa sumpah itu berpotensi untuk dibatalkannya dengan membayar kaffarat/sanksi Qs Surat Al-maidah [5]89. Begitu penggunaan Al-qur’an, karena itu kebohongan kaum musyrik dalam sumpah mereka dilukiskan dengan kata tersebut sedang sumpah siapapun yang dinilai benar dalam sumpah secara umum dilukiskan dengan kata Aqsam/yuqsimu. Karena itu pula sumpah-sumpah Allah dinamai Aqsam Al-qur’an. Sumpah terdiri dari empat unsur a. Yang bersumpah, dalam hal ini Allah atau manusia ini dinamai al-Halif , atau al-muqsim . Page 7 of 17 b. Huruf/kata yang menunjuk bahwa ucapan adalah sumpah, yaitu huruf-huruf wauw , Ba  Ta’ , dan kata uqsimu ini adalah adat al-qasam . c. Sesuatu yang dijadikan penguat sumpah, yaitu penyebutan nama Allah zat, sifat, atau perbuatannya; demikian juga fenomina alam dan lain-lain. Ini dinamai muqsam bihi . d. Informasi yang dikukuhkan. Ini dinamai jawab al-qasam . Dalam Al-qur’an ditemukan tidak kurang dari empat puluh Muqsam bihi. Kebanyakan yang menggunakan huruf wauw  dibarengi dengan muqsam bihi yang bersifat material/kenyataan empiris yang dapat terjangkau. Misalnya wa al-fajr, wa asy-syams, wa al-lail idza yaghsya, wa al-ashr, dan lain-lain sedang hurf Ta  hanya digunakan berbarengan dengan muqsam bihi yang berlafadz Allah. Sementara ulama menyatakan bahwa muqsam bihi maka harus selalu merupakan sesuatu yang agung. Ini antara lain Nabi saw. Melarang bersumpah kecuali dengan nama Allah; zat, sifat, atau sebab itu, merka yang menganut paham di atas bila menemukan ayat yang menyebut makhluk/fenomena alam sebagai muqsam bihi, merka menyisipkan kata Rab/Tuhan. Misalnya wa asy-syamsi  wa al-Fajr , mereka menyisipsan kata Rab sebelum asy-syam dan al-Fajr sehingga ayat tersebut merka pahami dalam arti” Demi Tuhanya matahari,” “Demi Tuhanya Fajar.” Penganut pendapat ini mengemukakan kaidah yang menyatakan bahwa Al-muqsam bihi harus selalu merupakan hal-hal yang agung. Pendapat/kaidah ini, tidak sepenuhnya benar. Larangan Nabi saw. Yang dikemukakan itu tertuju kepada manusia, bukan gambaran tentang sumpah manusia harus menyebut nama Allah atau sifat/perbuatan-Nya dalam konteks sumpah, karena sumpah bertujuan meyakinkan metra bicara tentang kebenaran ucapan yang bersumpah dan dalam upaya meyakinkan itu, manusia yang bersumpah menyebut nama Allah seakan-akan dia berkata “Aku siap menerima kutukan Allah jika aku berbohong”. Seperti yang diketahui dalam Page 8 of 17 ajaran Islam, tidak ada suatupun, lemah atau kuat, yang mampu menjatuhkan mudharat kepada apa dan siapa pun, kecuali atas izin Allah. Itu sebabnya maka sumpah yang digunakan untuk meyakinkan mitra bicara/pendengarnya, tidak dibenarkan kecuali menyebut yang maha agung itu. Tetapi buat Allah tentu tidak demikian! Yang mahakuasa itu memilih fenomena alam atau makhluk-Nya untuk dia bersumpah. Pilihan-Nya itu berdasar adanya kaitan antar jawab al-Qasam dengan fenomena alam/makhluk yang dijadikan muqsam Rukun-rukun Aqsamul Qur’an Sighat qasam yang asli itu terdiri dari tiga rukun yaitu 1. Ada fi’il qasam yang di muta’addikan dengan huruf ba’. Dalam percakapan sehari-hari atau dalam ayat al Quran, sumpah itu tidak terlalu lengkap mencakup rukun tersebut. Kadang-kadang fi’il qasamnya dibuang/tidak disebutkan. Tetapi dalam Al-Qur’an, penggunaan huruf ba’ ini hanya terjadi jika fi’il qasamnya disebutkan. Contohnya seperti dalam ayat 53 surat An Nur   Bahkan terkadang huruf ba’ itupun diganti dengan wawu, seperti surat Al lail ayat 1  Atau diganti dengan huruf ta’, seperti dalam surat Al Anbiya’ ayat 57  Sumpah ada juga yang menggunakan huruf wau. Sumpah yang menggunakan wau ini tidak perlu menggunakan lafad aqsama, ahlafa. Sebaliknya huruf itu harus digunakan kata yang jelas, bukan pengganti. 2. Ada muqsam bih penguat sumpah, yaitu sumpah itu harus diperkuat sesuatu yang diagungkan oleh yang bersumpah. Misalnya dengan menggunakan lafal Allah yang di contohkan dalam surat Yunus ayat 53   Artinya “Dan mereka menanyakan kepadamu “Benarkah azab yang dijanjikan itu? Katakanlah “Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah M. Quraish Shihab. Kaidah Tafsir Lentera Hati Jl. Kertamukti Tangerang 2015,hlm. 273-276 Page 9 of 17 benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput daripadanya”. QS. Yunus ayat 53 3. Ada muqsam alaihi berita yang diperkuat dengan sumpah itu, yaitu ucapan yang ingin diterima/dipercaya orang yang mendengar, lalu diperkuat dengan sumpah tesebut. Misalnya dalam QS. Adz-Dzahiriyat 1-6.       Artinya “Demi angin yang menerbangkan debu dengan kuat * dan awan yang mengandung hujan *dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah * dan malaikat-malaikat yang membagi-bagi urusan * Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar * dan Sesungguhnya hari pembalasan pasti terjadi.” QS. Adz-Dzariyat 1-6 • Keadaan Muqsam Bih Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku At Ta’bir Alfan fil Qur’an menceritakan bahwa kebiasaan sumpah orang-orang arab jahiliyah yang selalu memakai muqsam bih selain Allah, misalnya dengan umurnya, kakeknya, hidupnya, kepala dan sebagainya. Maksud sumpah orang Arab Jahiliyah tersebut adalah untuk memuliakan hal-hal yang dijadikan muqsam bih itu. Menurut kebiasaan, mereka memang memuliakan hal tersebut. Sejalan dengan kebiasaan orang Arab itulah, dalam Al Qur’an juga kadang-kadang terdapat qasam seperti qasam orang Arab Jahiliyah. Misalnya yang terdapat dalam surat Al Hijr ayat 72  Padahal menurut peraturan muqsam bih, sumpah itu seharusnya memakai nama Allah SWT, Dzat atau sifat-sifat-Nya, terutama bagi sumpah manusia. Sebab ada larangan bersumpah dengan muqsam bih selain Allah, yang dihukumi musyrik. Hal itu berdasarkan hadits riwayat Umar        Artinya barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka berarti dia telah kafir atau musyrik Tirmdzi Manna' Kholil Al-Qotthon. Mabahis fi ulumul quran Maktabah Wahbah, Kairo-Mesir, Page 10 of 17 Bagi Allah boleh bersumpah dengan apa saja. Sebab, muqsam bih itu harus berupa sesuatu yang diagungkan oleh yang bersumpah. Sedang bagi Allah yang Maha Agung tidak ada yang harus diagungkan oleh-Nya. Sehingga dia boleh bersumpah dengan Dzat-Nya ataupun makhluk-Nya, tetapi tidak untuk mengagungkan makhluk itu. Melainkan supaya manusia mengerti bahwa makhluk/benda yang dijadikan muqsam bih Allah SWT. itu adalah benda yang penting dan besar artinya. • Keadaan Muqsam Alaihi Muqsam Alaih adalah berarti yang diikutkan dengan sumpah atau di sebut juga jawaban sumpah. Ada empat hal yang harus dipenuhi musam alaih, yaitu a. Muqsam alaih/berita itu terdiri dari hal-hal yang baik, terpuji atau hal-hal yang penting. b. Muqsam alaih itu sebaiknya disebutkan dalam setiap bentuk sumpah. Jika muqsam alaih tersebut dalam setiap bentuk sumpah. Jika muqsam alaih tersebut kalimatnya terlalu Panjang maka muqsam alaih boleh dibuang. c. Jika jawaban qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang positif tidak dinegatifkan, maka harus dimasuki huruf “lam”dan “qad”. d. Materi isi muqsam alaih itu bias bermacam-macam, terdiri dari berbagai bidang pembicaraan yang baik-baik dan penting-penting. Dalam Al-Qur’an, muqsam alaih terdiri dari hal-hal sebagai berikut a. Pokok-pokok keimanan dan ketauhidan. b. Penegasan bahwa Al-Qur’an itu adalah bener-benar mulia. c. Keterangan bahwa Rasulullah Saw. itu adalah benar-benar utusan Allha. d. Penjelasan tentang balasan, janji dan ancaman yng benar-benar akan terlaksana. e. Keteranagan tentang ikhwal Ahmad, Ulumul Quran, tafakur, Bandung, 2005. Page 11 of 17 C. Macam-macam Aqsamul Qur’an Dilihat dari segi fi’il nya, qasam Al-Qur’an itu ada dua macam sebagai berikut a Qasam Dhahir Qasam Dhahir adalah sumpah yang di dalamnya disebut fi’il qasam dan muqsam bihnya. Dan diantaranya ada yang dilihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada umumnya karena dicukupkan dengan huruf jar berupa wawu, ba’dan Ta’ contohnya seperti dalam surat Al-Qiyamah ayat 1-2 berikut    b Qasam Mudhmar Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di dalamnya tidak di jelaskan fi’il qasam dan tidak pula Muqsam bih, tetapi ia di tunjukkan oleh “lam taukid” yang menunjukkan sebagai jawaban qasam contohnya seperti dalam surat Ali Imran ayat 186   Dilihat dari segi Muqsam bihnya, maka qasam ada tujuh macam yaitu a. Qasam dengan dzat Allah SWT. Atau sifat-sifat-Nya yang terdapat pada 7 ayat, diantaranya seperti dalam surat Al-Hijr ayat 92.   َف Artinya Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, b. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah dalam sutat As-Syams ayat 5. 5.  Artinya dan langit serta pembinaanya. c. Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT. Seperti dalam surat Ath- Thur ayat 1.  d. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT. Seperti dalam surat An-Naazi’  Page 12 of 17 Artinya 1. Demi malaikat-malaikat yang mencabut nyawa dengan keras 2. Dan Malaikat-malaikat yang mencabut nyawa dengan lemah lembut 3. Dan Malaikat-malaikat yang turun dari langit dengan cepat. e. Qasam dengan Nabi Allah SWT. Seperti dalam surat Al-Hijr ayat 72.  f. Qasam dengan makhluk Allah SWT. Seperti dalam surat At-Tin ayat 1-2.  artinya 1. Demi Buah thiin dan buah Zaitun 2. Dan demi bukit sinai g. Qasam dengan waktu, seperti dalam surat Ad- Dhuha ayat 1-2 Artinya 1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik 2. Dan demi malam apabila telah sunyi. D. Faedah Aqsamul Qur’an Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al Karim diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Maka dengan adanya qasam tersebut sedikitya diperoleh faedah-faedah sebagai berikut a Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori menolak, tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT. b Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan beberapa taukid penguat. Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima pendengar. c Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut Syekh Amin berarti memuliakan atau mengagungkan Allah SWT. karena telah menjadikan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan sebagai Page 13 of 17 penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain, sesuai dengan peraturan dan definisi sumpah itu diakses tanggal 8 Oktober 2009. Page 14 of 17 E. Telaah khusus ayat sumpah pada Qs Al-Ashr 103          Artinya “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” QS. Al Ashr 1-3. Surat Al Ashr merupakan sebuah surat dalam Al Qur’an yang banyak dihafal oleh kaum muslimin karena pendek dan mudah dihafal. Namun sayangnya, sangat sedikit di antara kaum muslimin yang dapat memahaminya. Padahal, meskipun surat ini pendek, akan tetapi memiliki kandungan makna yang sangat dalam. Sampai-sampai Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata,     ”Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk mereka.” Menurut Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah berkata, ”Maksud perkataan Imam Syafi’i adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang teguh agama Allah dengan beriman, beramal sholih, berdakwah kepada Allah, dan bersabar atas semua itu. Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa mengamalkan seluruh syari’at. Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman, beramal shalih, saling Abdullah bin Muhammad bin 'Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh Tafsir Ibnu Katsir Pustaka Imam Asy Page 15 of 17 menasehati agar menegakkan kebenaran berdakwah dan saling menasehati agar bersabar”Abdullah Aba Husain Al-Madkhal li syarhi Tsalatsatil Ushul, Syaikh, hal. 3 Page 16 of 17 BAB III Penutup Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sumpah ialah mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja. Rukun-rukun yang ada dalam aqsam Al quran adalah fi’il qasam, muqsam bih dan muqsam yang digunakan dalam aqsam, pertama huruf wau danhuruf ba’.Sumpah yang menggunakan huruf wau tidak perlu menggunakan lafad aqsama, ahlafa. Sumpah yang menggunakan huruf ba’ bisa disertai dengan kata yang menunjukkan sumpah dan boleh tidak menyertakan sumpah. Bentuk-bentuk aqsam Al Quran ada yang menggunakan bentuk asli, ditambah dengan huruf La, ditambah kata Qul Bala , ditambah kata-kata Qul Iiy .Aqsam Al Quran ini berfungsi sebagai penguat ta’kid ucapan agar pendengar mudah diterima dan dipercaya. Dalam qasam juga terdapat faedah-faedah diantaranya adalah berita yang sudah sampai pendengar, dan dia bukan orang yang apriori, berita itu sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita itu sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita dengan sumpah. Dan dengan bersumpah menggunakan nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti memuliakan atau mengagungkan Allah SWT. karena telah menggunakan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah. Page 17 of 17 Daftar Pustaka • Ahsin W. Al-Hafid. Kamus Ilmu Al-Qur’an,Amzah Jl. Sawo Raya No18 Jakarta 2012 • Nashruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir,Pustaka Pelajar Jakarta 2011. • M. Quraish Shihab. Kaidah Tafsir Lentera Hati Jl. Kertamukti Tangerang 2015. • Manna' Kholil Al-Qotthon. Mabahis fi ulumul quran Maktabah Wahbah, Kairo-Mesir. • Izzan, Ahmad, Ulumul Quran, tafakur, Bandung, 2005. • diakses tanggal 8 Oktober 2009 • Abdullah bin Muhammad bin 'Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh Tafsir Ibnu Katsir Pustaka Imam Asy • Abdullah Aba Husain Al-Madkhal li syarhi Tsalatsatil Ushul, Syaikh, ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

pertanyaan tentang aqsamul qur an